Beberapa
kali saya cukup 'resah' dengan pertanyaan-pertanyaan orang-orang di
sekitar saya masalah pergaulan anak-anak. Dibilang nanti nggak bisa
gaul, kurang sosialisasi, susah membaur, dan semacamnya. Saya tidak bisa
berani menjawab, tetapi saya tetap berkeyakinan Insyaa Allooh pilihan
kami untuk menjalankan HE adalah sebuah keputusan yang cocok untuk
keluarga kami.
Perlahan, saya mulai bisa menemukan jawaban atas
keresahan itu. Di usia 3 tahunan, anak pertama saya adalah anak yang
sangat sulit berbaur, seperti takut dengan suasana ramai, terlihat susah
'bersosialisasi'. Dengan izin Allooh Subhaanahu Wa ta'ala perlahan dia
terlihat menjadi anak yang mudah bergaul, seiring bertambah usianya.
Keresahan saya reda. Tak disangka, saya menemukan fakta lain dari
anak-anak yang HE. Menurut pengamatan saya, mereka anak-anak HE yang
saya amati adalah anak-anak yang memiliki identitas diri yang kuat, tak
mudah dipengaruhi orang lain (dalam hal kepribadian) dan mampu
menghargai perbedaan yang dimiliki setiap anak.
Teman H rajin
dan kuat hafalannya, yang lainnya cerdas dalam hal pengetahuan umum. Ada
yang pintar berhitung, ada yang suka menulis, berolahraga, melukis,
membuat kerajinan tangan. Di saat mereka bertemu dalam satu forum,
semuanya berbaur dengan identitas masing-masing. Tak ada yang lebih
pintar dari yang lain, ini hanya masalah diferensiasi minat yang
mengandung kesetaraan. Anak saya mengakui beberapa kelemahannya, tetapi
ia juga menyadari kekuatan dirinya. Dia senang dengan kelebihannya, dan
saya mendorongnya untuk terus berkembang.
Cara bergaul
anak-anak HE kami sungguh luar biasa. Tak ada yang merasa iri dengan
kemampuan dan hal lain yang dimiliki teman lain. Tak ada rengekan minta
dibelikan tempat pensil Cibi yang sedang tren, atau tas model tertentu
yang sedang tren. Mereka berkembang dengan identitas mereka sendiri,
yang tentunya melalui pengarahan orang tua dan taufiiq dari Allooh.
Maka, tak ada masalah untuk anak-anak ini akankah diterima di genk
tertentu atau tidak. Bila mereka tidak boleh/dilarang bermain oleh anak
tetangga misalnya, ya sudah, pulang saja.
Identitas diri
merupakan modal yang baik untuk pembentukan kepercayaan diri seorang
anak. Seorang anak yang mudah terbawa pengaruh lingkungan/media massa
bisa jadi karena dia bingung dengan cara yang benar untuk menjalani
kehidupannya. maka, janganlah sia-siakan saat anak-anak berada di bawah
pengasuhan orang tua, utnuk selalu menanamkan nilai-nilai yang tepat
tentang akhlak, akidah, dan lainnya. Alloohu a'lam.
sumber: www.ummujita.blogspot.com
Keresahan saya reda. Tak disangka, saya menemukan fakta lain dari anak-anak yang HE. Menurut pengamatan saya, mereka anak-anak HE yang saya amati adalah anak-anak yang memiliki identitas diri yang kuat, tak mudah dipengaruhi orang lain (dalam hal kepribadian) dan mampu menghargai perbedaan yang dimiliki setiap anak.
Teman H rajin dan kuat hafalannya, yang lainnya cerdas dalam hal pengetahuan umum. Ada yang pintar berhitung, ada yang suka menulis, berolahraga, melukis, membuat kerajinan tangan. Di saat mereka bertemu dalam satu forum, semuanya berbaur dengan identitas masing-masing. Tak ada yang lebih pintar dari yang lain, ini hanya masalah diferensiasi minat yang mengandung kesetaraan. Anak saya mengakui beberapa kelemahannya, tetapi ia juga menyadari kekuatan dirinya. Dia senang dengan kelebihannya, dan saya mendorongnya untuk terus berkembang.
Cara bergaul anak-anak HE kami sungguh luar biasa. Tak ada yang merasa iri dengan kemampuan dan hal lain yang dimiliki teman lain. Tak ada rengekan minta dibelikan tempat pensil Cibi yang sedang tren, atau tas model tertentu yang sedang tren. Mereka berkembang dengan identitas mereka sendiri, yang tentunya melalui pengarahan orang tua dan taufiiq dari Allooh. Maka, tak ada masalah untuk anak-anak ini akankah diterima di genk tertentu atau tidak. Bila mereka tidak boleh/dilarang bermain oleh anak tetangga misalnya, ya sudah, pulang saja.
Identitas diri merupakan modal yang baik untuk pembentukan kepercayaan diri seorang anak. Seorang anak yang mudah terbawa pengaruh lingkungan/media massa bisa jadi karena dia bingung dengan cara yang benar untuk menjalani kehidupannya. maka, janganlah sia-siakan saat anak-anak berada di bawah pengasuhan orang tua, utnuk selalu menanamkan nilai-nilai yang tepat tentang akhlak, akidah, dan lainnya. Alloohu a'lam.
sumber: www.ummujita.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar