Sabtu, 26 November 2011

Fahri Belajar Membaca

Bulan ini sepertinya Fahri (4 th) sedang belajar membaca. Kami sebut sepertinya karena kami memang tidak membuat target belajar membaca dengan metode tertentu kepada Fahri meski kami mempunyai sebuah metode yang asyik untuk belajar membaca (bawaan saya ketika masih ngajar di PAUD). Metode ini saya nilai ramah anak karena paradigma utama yang dibangun adalah belajar dengan menyenangkan, belajar sambil bermain dan bernyanyi. Kami tidak fokus pada metode ini, ingin sebenarnya, tapi sepertinya saya tidak bisa fokus mengerjakannya karena banyak peraga yang harus disiapkan. Akhirnya kami mencoba metode "alamiah" (mencari alasan pembenar sepertinya), dengan tetap fokus pada pada metode utama kami sebagaimana yang telah didapatkan oleh kakak-kakaknya, yaitu dibacakan buku setiap hari minimal 1 kali plus banyak diinteraksikan dengan buku dan tulisan. Alhamdulillah, sepertinya kami sedang membuktikan, bahwa jika anak belajar dengan kemauannya (karena senang tentunya), maka ia akan belajar dengan totalitas. 

Seminggu terakhir Fahri banyak meminta saya untuk menjawab pertanyaannya tentang bunyi huruf yang ia sebutkan, misalnya "Mi, A sama U bacanya apa?" atau "A sama B sama A bacanya apa?" banyak....sekali pertanyaannya. Juga, seminggu ini saya sering berebut komputer dengan Fahri karena dia sangat menikmati kegiatan menulis di Microsoft Office Power Point. Suka...banget. Tadi pagi dia minta diajari nulis TEMPE. Mungkin gara-gara di dinding tempat sholat kami tulisan TEMPAT SHOLATnya dilepas adik sampai tinggal TEMP saja, suatu hari saya bilang " ini lho bisa dibuat nulis TEMPE," lalu dia bertanya, TEMPE itu tulisannya gimana. Saya sebutkan huruf-hurufnya. Hari ini ketika Fahri minta diajari nulis TEMPE dia sudah  menuliskan huruf  TEMP terlebih dahulu tanpa saya minta. Lalu dia juga minta diajari menulis TEMPAT SHOLAT dari tulisan TEMPE yang ia hapus hingga tinggal TEMP. Nah kan...nyambung banget....

OK deh, mungkin setelah hari ini Ummi harus bersungguh-sungguh menempel tulisan di dinding, biar Fahri terfasilitasi keinginan membacanya. Dan sepertinya saya akan membuktikan bahwa belajar mandiri karena ketertarikan yang kuat dengan obyek belajar itu memang sangat tepat untuk dijadikan pegangan. Semoga diberi kekuatan untuk melakukan yang terbaik menjalankan amanah atas mereka....    

Selasa, 08 November 2011

"Gasing Kertas" ala Fathin

Proses pembuatan prakarya oleh Fathin menurutku cukup unik dibandingkan kedua adiknya. Setelah "Robot Kabel" milik 'Abdan berhasil terupload di blog ini, ia seperti tersihir untuk segera berkarya. Diungkapkannya ide-ide yang ada di kepala, diawali dengan ide membuat perahu dari sterofoam yang dipadu dengan dinamo bekas mobil-mobilan. Ide ini tidak kunjung terealisasi karena kami tidak punya mobil-mobilan. Idenya berlalu. Kemudian ummi memberikan sedikit ide dengan banyaknya kardus bekas di rumah kami, bisa bikin mobil-mobilan, rumah-rumahan, atau apalah , banyak hal bisa dibuat dengan kardus bekas. Ia pun mulai menggunting kardus bekas. Ummi tidak tahu apa yang akan ia buat. Tapi beberapa saat kemudian ia menunjukkan sebuah mainan yang menurut ia mirip dengan pesawat UFO. Tapi sayang, proses pembuatannya tidak dipotret.

Beberapa hari kemudian, sepulang dari masjid ia dan 'Abdan membawa potongan foam, kemudian ia merangkainya menjadi perahu. Setelah jadi ia tunjukkan pada ummi. Tapi sayang lagi, ummi juga belum sempat mengambil gambar proses pembuatannya, dan ia juga tidak bisa mengulanginya. Apalagi beberapa saat setelah jadi, perahu-perahuan itu rusak karena dipatok ayam saat diletakkan di teras rumah... He..he.. Fathin tampak kecewa. Tapi syukurlah ia masih sempat memainkan dan mengambil gambarnya. 

Selanjutnya, di hari yang lain Fathin pulang dari bermain bersama seorang teman yang membawa dinamo bekas, lengkap dengan kabel pendek dan batreinya. Tampaknya ia sudah melobi temannya itu untuk meminjamkan dinamo guna membuat perahu mainan bersama-sama. Rupanya Fathin masih sangat penasaran dengan ide pertamanya membuat perahu dengan dinamo bekas. Ok, dan karena ummi tahu sejak awal tentang rencananya ini, segera saja ummi pegang hp, bersiap mengambil setiap proses pembuatan perahu itu. Saat telah cukup banyak foto proses pembuatan ummi kumpulkan, adzan ashar berkumandang, kami pergi sholat. Usai sholat Fathin melanjutkan prakaryanya, tanpa didampingi ummi. Agak lama ia berkutat dengan idenya itu. Namun akhirnya... terdengar nada kecewa dari teriakan Fathin. Perahunya ga jadi.....ga bisa dipakai dinamonya...

Ya...begitulah. Ia gagal meluncurkan gagasannya, tapi tampaknya ia puas. Setidaknya tangan dan otaknya telah mencoba. Dan kegagalan ini ummi yakin pasti akan terus menggelitik otaknya untuk terus berkreasi.. Selamat, Nak! Kamu telah mencoba...

kemudian, ketika prakarya Fahri pun telah terselesaikan, Fathin mulai tergelitik lagi. Sepertinya ia tidak rela kalau tidak mengikuti lomba. Ya sudahlah, akhirnya ia mengambil jalan pintas. "Bikin kincir angin kayak Fahri saja ya, Mi?" Iyalah...ok silakan. Aku pikir seluruh upayanya selama ini sudah cukup untuk sebuah pembelajaran. Ia telah berupaya dengan sangat keras. Sehingga mengambil keputusan termudah di saat-saat genting pun aku pikir sah-sah saja. Dan ternyata, di hari terakhir ini, ketika uploadnya akan ummi selesaikan, Abi sepertinya kurang setuju dengan prakarya yang mirip punya Fahri itu. Akhirnya...di saat genting itu pulalah Fathin mengubah keputusannya. Kincir Angin Kertas batal dimajukan. Prakarya terakhir yang ia ajukan ke lomba adalah "Gangsing Kertas" . Ia membuat gasing baru sama persis dengan gasing kertas buatannya yang ia sebut mirip pesawat UFO itu. Ok, Nak. Ummi hargai setiap keputusanmu. Bagi ummi setiap upayamu adalah harta berharga. Dan engkau berhak berbahagia dengan apa yang telah engkau lakukan. Kepada Klub Sinau, kami ucapkan banyak...terimaksih atas fasilitas lomba ini. Bagi kami ini kesempatan belajar yang luar biasa. Bukan hanya hadiahnya yang patut dibanggakan. Tapi seluruh proses kegiatan yang ternyata membuat anak-anak kami belajar banyak tentang berkompetisi, juga patut dijadikan kebanggaan. Terimakasih Klub Sinau dan seluruh teman-teman yang telah bersusah payah menyelenggarakan acara ini... Semoga semakin memacu kita untuk terus berkarya bersama anak-anak kita...

Dan...inilah Fathin dengan "Gasing Kertas" buatannya...

Bahan dan alat :

Pisau, gunting, tusuk sate, potongan kardus bekas 

Proses pembuatan :

Pertama : Fathin menggunting kardus bekas menjadi bentuk lingkaran berdiameter  5 cm


Kedua : potongan kertas berbentuk lingkaran itu dilubangi dengan pisau tepat di bagian tengahnya

Ketiga : Memotong tusuk sate menjadi dua bagian agar tidak terlalu panjang


Tusuk sate dimasukkan ke dalam lubang yang telah dibuat


Sepertiga bagian tusuk sate itu menancap di lubang lingkaran



Keempat : Kertas dan bagian atas tusuk sate dilapisi dengan lakban


Kelima : Fathin merapikan lakban


"Gasing Kertas" siap dimainkan


"Gasing Kertas" sedang berputar



Inilah hasil karya Fathin. Tidak banyak indikator pembelajaran yang bisa ummi masukkan dalam kegiatan ini. Karena satu indikator saja menurut ummi sudah cukup memuaskan untuk sebuah proses pembelajaran sebagai implementasi atas filosofi Opoisaku (Apa yang aku bisa?). Dan ternyata banyak hal bisa dilakukan dan diupayakan oleh seorang Aslim Fathin Abdul Hadi... Semoga menjadi bekal berharga untukmu, Nak!


Minggu, 06 November 2011

Fahri dalam Lomba Prakarya dari Bahan Bekas "Kincir Angin Sampul Bekas"

Saat Klub Sinau mengumumkan akan diselenggarakannya lomba membuat Prakarya Dari Bahan Daur Ulang atau Bahan Bekas, Fahri turut antusias menyambutnya. Hanya saja, berbeda dengan Mas 'Abdan yang bisa mengerjakan sendiri prakaryanya, Fahri masih butuh campur tangan ummi dalam mengerjakannya, sehingga membuatnya harus menunggu saat dimana ummi benar-benar siap. Awalnya ummi tawarkan untuk membuat rantai warna-warni dari bungkus mie instan dan diapers eceran punya adik Yumna, tapi sepertinya Fahri tidak tertarik, dia memilih sendiri ide membuat KINCIR ANGIN. Hari-hari sebelum ini kami memang sering membuatnya, dan sepertinya Fahri senang dengan prakarya ini.

Berikut tentang pembuatan "Kincir Angin" Fahri.

Bahan dan alat :



Proses pembuatan :

Pertama : Fahri memisahkan sampul buku bekas dari buku


Kedua : Sampul digunting menurut garis tengahnya


Ketiga : Memotong kertas menjadi bentuk bujur sangkar



Keempat : Menggunting kertas 


Kelima : Menempel double selotip di ujung-ujung kertas dan melekatkannya ke bagian tengah


Keenam : Memasang tusuk sate dan sedotan sebagai tangkai Kincir Angin


Inilah gaya Fahri saat memainkan Kincir Anginnya

Prakarya Kincir Angin memiliki beberapa kriteria belajar yang cukup lengkap. Mulai dari proses pembuatannya sampai saat memainkannya. Proses pembuatannya melatih motorik halus (melipat, menggunting), matematika (mengenal bentuk geometri bujur sangkar), sains (gerakan memutar karena pengaruh angin), bahasa (menulis kata Kincir Angin), juga fisik motorik (berlari agar Kincir Angin bisa memutar). Dan Fahri sangat menikmati proses belajar yang menyenangkan ini.

Banyak cara untuk belajar dengan cara y ang disenangi anak, tinggal bagaimana kita mengemas kreativitas dari ide-ide belajar yang ada, bahkan dari ide-ide dan alat yang sederhana. Kalau bisa sederhana mengapa harus rumit...?