Selasa, 30 April 2013

Membangun Gairah Menghafal

One day one ayat

Sebuah kata yang sedang populer saat ini, tapi apakah menjalaninya bisa semudah mengucapkannya? Bila tidak, mari kita tengok tulisan berikut


Membangun Gairah Menghafal

Ustadz, bagaimana membangun gairah menghafal baik untuk diri pribadi maupun untuk orang lain?

Fulan

Jawaban : Satiap kita, ketika ingin mengerjakan suatu aktifitas, pasti sebelumnya sudah mengetahui akan nilai atau keuntungan yang akan diperoleh setelah melakukannya. Oleh karenanya, ….

Rasulullah SAW selalu membuat semangat siapapun yang mendengar akan nasihat yang telah disampaikan beliau kepada para sahabatnya. Dalam hal ini adalah yang berkaitan dengan pertanyaan anda tentang gairah menghafal Al-Quran atau lebih tepatnya adalah membangun motivasi untuk bisa, giat dan gemar menghafal Al-Quran. Baik untuk diri sendiri atau pun untuk orang lain.

Diantara nasihat beliau tersebut adalah :

“sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al-Quran”.

“Orang yang mahir membaca Al-Quran akan bersama para utusan yang mulia, dan orang yang membaca Al-Quran dengan terbata-bata dan dia merasakan kesulitan, makan baginya dua pahala". Yaitu pahala membaca dan pahala karena kesulitannya saat membaca, dan ini hanya ada saat orang membaca Al-Quran, oleh karena para sahabat RA memiliki perhatian yang begitu besar terhadap pembelajaran Al-Quran, sehingga mereka gemar dan rajin belajar dari Rasulullah SAW dan kemudian mengajarkannya kepada orang lain.

Banyak kaum muslimin, khususnya para du’at atau orang terlibat dalam aktifitas dakwah, mereka sudah paham benar urgensi mempelajari Al-Quran secara mendalam, lebih khusus lagi menghafal Al-Quran, betapa mulianya kedudukan mereka di sis Allah SWT. Namun tidak sedikit dari mereka terjebak pada sikap menunda-nunda pekerjaan yang sangat mulia di sisi Allah ini, bahkan banyak ide-ide cemerlang yang terlintas dalam benak, namun hilang begitu saja karena sikap penundaan tersebut. Diantara sebab penundaan dalam menghafal adalah :

1- Merasa bahwa menghafal itu adalah pekerjaan susah dan menjenuhkan.

2- Bacaan Al-Quran yang belum standar tingkat kefasihannya.

3- Belum saatnya untuk menghafal.

4- Saat mau menghafal kondisi badan kurang baik.

5- Sudah banyak orang yang menghafal Al-Quran.

6- Tidak tau dari mana mulai menghafal.

7- Saat ini belum ada keinginan untuk menghafal.

8- Saat ini banyak sekali kesibukan.

9- Sedang dead line dengan tugas-tugas kuliah atau kantor dll.

10- Saat ini waktunya kurang tepat untuk menghafal.

11- Acara televisi dengan tema yang hangat saat ini.

Demikian, barangkali yang kita sebutkan adalah sebagian kecil kenapa diantara kita masih menunda-nunda menghafal Al-Quran dengan ribuan lembar alasan yang sudah kita siapkan di saku kita untuk pegangan agar menjadi alasan tidak mau menghafal Al-Quran.

Oleh karena, diantara yang harus dilakukan oleh orang yang sudah punya azam kuat untuk menghafal adalah :

1- Harus merubah sifat menunda untuk menghafal Al-Quran.

2- Buat rencana dan target-target tertentu.

3- Jangan takut gagal, yang diperlukan adalah mencoba dan proses harus tetap dijalankan.

4- Tinggalkan sifat riya dan sum’ah, lawan bisikan setan di dada kita.

5- Mengalahkan rasa takut adalah bagian dari kesuksesan, seperti takut lupa dan merasa riya setelah hafal al-Quran.

6- Tingkatkan kadar ketakwaan agar Allah selalu membimbing dan mengajarkan yang terbaik.

7- Yakin, bahwa menghafal Al-Quran itu mudah sebagaimana penegasan Allah dalam Al-Quran.

8- Tawakkal kepada Allah, ikhlaskan niat hanya untuknya dan yakin bahwa Allah akan memberikan kemudahan untuk bisa menghafal kitab-Nya.

Semoga terus semangat untuk menghafal Al-Quran...

wallahu a'lam

Ust.Taufik Hamim,Lc

Minggu, 28 April 2013

Jika Orang Tua Menginginkan Anak Penghafal Al Qur’an | Bersama Dakwah

Jika Orang Tua Menginginkan Anak Penghafal Al Qur’an
Diposkan oleh Gresia Divi pada Sabtu, 30 Maret 2013 | 07.00 WIB


إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

”Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya..”
(QS. Al Hijr : 9)

Sudah merupakan janji Allah, bahwa Al Qur'an akan dipelihara Allah, diantaranya, di dada orang-orang muslim. Begitu banyak bukti, begitu banyak kisah tentang para penghafal Al Qur'an dari mulai zaman Rasulullah hingga kini. Dari berbagai macam warna kulit, ras, dan bangsa, semuanya ada yang menjadi penghafal Al Qur'an.

Begitu pun saat ini, di mana menghafal Al Qur'an menjadi trend. Banyak orang mau menghafal Al Qur’an. Banyak pula para orang tua yang berlomba-lomba memasukkan anaknya di sekolah-sekolah penghafal Al Qur'an. Tapi tidak sedikit juga orang yang mengatakan, “Apakah aku bisa menghafal Al Qur'an? Apakah aku bisa membuat anak-anakku menjadi penghafal Al Qur'an?” Kalau semua orang berazzam mau menghafal Al qur'an, pertanyaannya apakah semua orang mau menjalani prosesnya, proses sebagai orang tua bagi anak-anak penghafal Al Qur'an.

“Semua itu ada prosesnya, dan proses bagi orang tua yang anaknya penghafal Al Qur'an itu prosesnya luar biasa. Allah tidak akan memberi pahala yang besar kecuali liku-likunya juga luar biasa”, tutur Dr. Sarmini, pendiri Pesantren Utrujah, dalam sharing bersamanya di TK Islam Terpadu Al'Ibrah (28/3).

Bagaimana liku-likunya orang menjadi syahid tidak serta merta tanpa bantuan Allah pula. Seperti sahabat Khalid bin Walid yang mengharap syahid tapi meninggal di tempat tidur walau insya Allah mendapat pahalanya. Allah sudah menjanjikan 70 syafaat yang diberikan untuk keluarganya bagi mereka yang mati syahid. Sedangkan, bagi mereka yang penghafal Al Qura'an 40 syafaat.

Jika para orang tua memasrahkan begitu saja anak-anak mereka pada sekolah tanpa mendampinginya di rumah dengan menjaga muroja'ah dan mengkondisikan lingkungan anak dengan Al Qur'an serta bagaimana visi misi keluarga tersebut, tentu sangat bertentangan. Apakah mau jika hanya sekolah yang mendapat pahala. Hal ini dapat dilakukan dengan mengaitkan segala aktivitas dengan Al Qur'an. Sebagai contoh, anak-anak diajak untuk melihat wisudawan-wisudawati yang ada di Gaza agar mereka tahu bahwa yang mereka lakukan juga dilakukan oleh banyak anak di berbagai belahan dunia.

Kita punya tujuan lebih jauh yaitu menjayakan Al Qur'an. Jaya di atas generasi anak-anak kita. Jika generasi kita tidak layak, tidak loyal, maka Allah akan menggantikan dengan umat yang lebih loyal, lebih baik. “Tentu kita tidak ingin hal ini terjadi. Kita ingin memantaskan di hadapan Allah, ‘Ya Allah, ini anakku siap’. Tentu kita harus memadankan, melayakkan, memantaskan di hadapan Allah”, imbuh beliau. Oleh karena itu, kita harus menyiapkan keluarga-keluarga Qur'ani.

Bagaimana kita membangun kampung kita agar seperti yang ada di Gaza, kampung 0% buta huruf Al Qur'an. Ini harus menjadi agenda utama kita daripada 0% buta huruf bahasa Indonesia. Barangsiapa yang berkonsentrasi dan disibukkan oleh urusan Allah tanpa meminta urusan dunia, Allah akan memberikan urusan dunia itu tanpa diminta. Barangsiapa yang hanya mengurusi dunia, akan disulitkan. Contohnya, sholat Dhuha. Sering kali kita lupa bahwa yang menjadikan lancar bukan shalatnya tetapi Allah. Begitu pula dengan menghafal Al Qur'an, harus jelas kita sampaikan kepada anak-anak, mengapa harus menghafal Al Qur'an agar mereka bangga menghafal Al Qur'an. Kita harus mau membayar harganya. Jika anak berhasil sekian juz apa kita mau mendampinginya di rumah karena menjadi keluarga penghafal Al Qur'an luar biasa tantangannya tapi luar biasa berkahnya, banyak indahnya. Betapa waktu sangat berkah karena tidak sempat melakukan hal yang remeh temeh tidak ada gunanya.

Saat Dr. Sumarni bertanya ke salah seorang anak yang menghafal Al Qur'an apa ada kesulitan memahami pelajaran lain, ternyata tidak. Bahkan justru itu yang membuat anak konsentrasi, stabil, dan beradab. Anak lebih mudah diberi tahu. Dengan menghafal Al Qur'an, luar biasa kestabilan emosi anak. Beberapa anak yang masih terpaksa tidak perlu dipaksa. Biarlah berjalan alami saja karena biasanya jika sudah menambah hafalan, mereka akan merasa cinta dengan sendirinya. Anak dengan mental seperti itu sangat mudah untuk diberi pengertian.

Bukan hanya tentang metode yang menyenangkan yang mana yang kita pilihkaan untuk anak-anak, akan tetapi lebih pada bagaimana menanamkan ke mereka bahwa menghafal Al Qur'an itu yang mereka perlukan dalam hidup mereka. Mengapa hal ini dilakukan, tidak lain agar anak memiliki kemandirian, rasa ingin menghafal dan itu yang harus dicanangkan. Jadi, jika para orang tua menginginkan anak-anaknya menjadi luar biasa sebagai penghafal Al Qur'an, mereka harus mau menjalani proses yang luar biasa pula. [Gresia Divi]

Sumber :
Jika Orang Tua Menginginkan Anak Penghafal Al Qur’an | Bersama Dakwah

Mau menuntut ilmu kok di TEST dulu?

Oleh : Fathia Asyafiqah

Mengapa banyak sekolah sekarang yang memberi test untuk siswa yang ingin menduduki bangku-bangku di sekolah itu?
- Agar sekolah itu menjadi sekolah paling bagus? ideal karena murid-murid didiknya memang ’sudah’ pintar?

Jika jawabannya seperti itu –> Lantas? kemana gelar “tanpa tanda jasa” itu?

Setau saya, Sekolah adalah tempat dimana orang-orang yang sedang berada di bawah, di naikan dengan pendidikan. di naikkan oleh guru-guru yang selalu mendukung , selalu menyuport, selalu tersenyum dan bersabar dan juga yakin setiap anak adalah bintang-bintang di masa depan nanti.

Sebagai anak sekolahan, saya selalu berpikir dan selalu bertanya dalam benak ini. saat melihat ratusan, bahkan ribuan orang mendaftar ke sekolah favorite di kota, provinsi atau apapun itu. Dan tidak lain tidak bukan, sekolah-sekolah favorite itu pasti mengadakan test. Mulai dari test Psikolog, Lisan dan tertulis.



Hasil yang mereka dapatkan apa? muri-murid yang benar-benar pintar. Lalu? anak-anak yang bisa dibilang dibawah mereka mau kemana? . Mereka mencari tempat baru, mencari sekolah 1 tingkat di bawah sekolah nomer pertama itu, jika mereka gagal? turun lagi satu tingkat, satu tingkat. Jika seperti itu, miris sekali ya..

Itu yang saya pikirkan.. Kesimpulan ber-diskusi dengan teman-teman, guru, bahkan orang tua yang ingin saya sampaikan disini..

1. Kenapa kita selalu ingin memasuki sekolah favorite? karena kita mampu dan percaya kita bisa masuk karena telah menjadi yang terbaik? pasti.
Tapi, coba deh kita renungkan sedikit hal positif nya. jika tidak menerima tidak apa. ini hanya hasil diskusi saya dan teman-teman saya.

Kenapa harus sekolah paling unggul yang kita pilih? Kita memang pintar, dan kita akan bersaing di sekolah yang berisi anak-anak pintar juga. Tau tidak? buat apa kita pintar tetapi tenggelam karena masih ada yang lebih pintar?
di sekolah biasa, kita bisa muncul. menjadi yang paling depan. Bakat kita akan muncul dan kita bisa memotifasi teman-teman kita.
bukan populer yang kita cari, tetapi memanfaatkan kemampuan kita untuk membangun teman-teman kita yang lain

2. Kenapa sekolah sekarang menyeleksi orang yang pintar saja?.
jujur saja, guru-guru sekarang bila dlihat tidak mau capek. Guru-guru di sekolah favorite pasti gampang mengajar mereka kan? mereka sudah pintar.
Jujur saja, seharusnya bukan kah guru itu berperan mengangkat anak didiknya menjadi yang paling atas dari pada anak didik guru-guru yang lain?

banyak kejadian nyata yang saya alami..
-Salah satunya adalah = ada seorang teman saya, kelas 6 SD belum bisa membaca. ya, belum bisa membaca. Tetapi? mengapa anak itu terus dinaikan tingkat hingga ia sama, sejajar dengan teman-teman yang lain nya? kemana peran guru? Apakah peran mereka menyerahkan anak itu keguru yang lain? tidak mau berusaha agar ia bisa mebaca seperti anak-anak yang lain nya?

Sekolah yang terbaik, adalah sekolah yang mau menerima anak-anak spesial, anak-anak yang butuh guru. butuh seeorang yang memang benar-benar guru.
Sekolah yang terbaik, adalah sekolah yang bisa mendengarkan suara muid-murid nya. Suara murid yang jarak kita temukan. sekolah sekarang lebih mengedepankan sopan santun. Sopan santun yang membuat murid takut berbicara. Takut dibilang tidak sopan.
Sebenarnya, Boleh kita berbicara. Asal itu benar dan masih menghormati orang yang lebih tua.

Mari teman-teman kita buktikan bahwa pendidikan bukan untuk anak yang memang pintar. Tapi juga untuk kita semua!
GURU DAN SEKOLAH YANG TERBAIK ADALAH YANG BISA MENDIDIK KITA MENJADI BINTANG! MENJADI SESEORANG YANG BESAR!
Bukan menjadi seseorang yang menjadi pintar, sarjana dan mencari kerja. Itu tidak dibutuhkan. Karena itu, negara kita banyak pengangguran.

Sumber  :