Senin, 24 Desember 2012

Kalian adalah Kader Dakwah

Beberapa hari belakangan ini Fathin dan 'Abdan sibuk latihan paduan suara untuk acara Semarak Hari Ibu yang diselenggarakan oleh Bidang Perempuan DPC PKS Kecamatan Pare Kabupaten Kediri. Tim Paduan Suara ini diambil dari 3 Halaqoh Anak Kader yang ada di Pare yang bertugas menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars PKS dan Hymne PKS pada pembukaan acara Semarak Hari Ibu tahun ini.

Fathin dan 'Abdan adalah dua peserta yang berasal dari luar sekolah, semua peserta lain berasal sari SDIT Nurul Islam (NURIS), sebenarnya ada 2 orang lagi teman halaqoh Fathin yang dari luar NURIS tapi mereka tidak aktif. Dari 4 kali latihan Fathin dan 'Abdan selalu bersemangat untuk berangkat, meski pada latihan ke dua sampai terkhir mereka harus bersepeda kurang lebih 4km. Salut untuk Fathin yang selalu siap membonceng 'Abdan berangakat dan pulangnya. Ini pengalaman pertama kalian berboncengan sepeda agak jauh untuk sebuah misi besar dalam peran kita membangun peradaban ini.

Kami bangga pada kalian, rasa bangga yang diliputi dengan pujian dan rasa syukur kepada pencipta kalian yang hanya untuk-Nya lah segala puji. Kami bangga dan bersyukur karena dalam usia yang masih sangat belia ini kalian telah terlibat begitu mendalam dalam dakwah ini dengan penuh semangat, subhanalloh.

Ya... hari ini dengan lantang kalian menyerukan dakwah lewat lagu-lagu menggugah jiwa itu. Kelak, kalianlah yang berada di garis-garis depan menyrukan kebenaran untuk peradaban ini.

Tak bisa Ummi tahan air mata ini, Nak. Haru, syukur, bahagia dan penuh harap akan kebaikan kalian kelak, berlebur menjadi satu, meluapkan titik-titik bening yang membasahi mata Ummi. Selamat, Nak. InsyaAlloh penglaman ini menjadi penglaman yang amat berharga untuk bekal kalian kedepan, sebagai seorang kader dakwah yang siap menjadikan hidup ini hanya untuk mengabdi kepada Ilahi Robbi.

Karena bagi kami kalian disebut Anak Kader bukan hanya karena kalian adalah anak-anak kami para Kader, tapi karena kalian adalah memang kader-kader dakwah itu, kalian sedang menjalani proses sebagai Kader Muda Partai Keadilan Sejahtera, insyaAlloh.









 

Sabtu, 24 November 2012

Fokus Pada Kebaikan Anak Anda

" Duh tau nggak anakku paling nggak PD orangnya, kalau disuruh kenalan pasti malu"
" Iya, anakku juga kalau giliran nyanyi kedepan pasti langsung mau nangis."
"Wah, kalo anakku lain lagi dia malah kadang terlalu berani orangnya"

Itu kata-kata yang sering saya dengar ataupun bahkan saya sendiri malah sering yang sering mengucapkan ketika bertemu dengan ibu-ibu lain. Ada saja kelemahan anak yang diumbar ketika bertemu ibu-ibu lain. Bahkan tak jarang diucapkan tepat didepan sang anak. Sebenarnya saya mengeluarkan statement seperti itu hanya karena ingin curhat sama teman, sambil mencari solusi atas masalah anak saya tersebut.

Hanya saja terlalu sering dibicarakan masalah tersebut ternyata malah semakin melekat ke anak. Loh kenapa begitu yah?

Sebagian orang tua (termasuk saya :p) terlalu sering memikirkan berbagai hal yang kurang pada diri anak. Mereka terlalu fokus pada beberapa kelemahan kecil dan melupakan kebaikan pada anak yang jumlahnya lebih banyak. Sehingga akhirnya masalah kecil tersebut malah menjadi besar dan kebaikan-kebaikan anak menjadi tertutup oleh masalah itu. Secara tidak langsung mereka sering memberikan cap jelek pada anak. Anakpun setelah beberapa kali mendengar komentar negatif dari orangtuanya, akan memandang dirinya negatif.

Lalu bagaimana caranya menghapus stigma negatif yang telah ada? Caranya adalah dengan fokus pada kebaikan anak. Ini saya pelajari melalui dua seminar yaitu di Cikeas dan Seminar Anak Soleh, Pintar dan Kaya. Novian Triwidia Jaya menyampaikan trik yang bisa orang tua pakai untuk lebih fokus pada kebaikan anak. Dengan cara menuliskan 10 kebaikan anak dalam waktu 10 menit. Jika tidak dapat kita lakukan maka kita bisa mencobanya setiap hari dengan cara minimal menulis 2 kebaikan anak setiap harinya.

Kebaikan yang kita tulis juga hendaknya mengungkapkan detil bukan gambaran umum seperti anak hebat, anak soleh dan sebagainya.

Ini contoh beberapa kebaikan Rafif yang saya tulis :
- Rafif mau menolong adiknya naik kemobil dan kemudian membantu menutup pintunya.
- Rafif senang membaca buku
- Rafif sudah pintar menggambar mobil
- Rafif mau berbagi makanan dengan teman atau adiknya
- Rafif sudah bisa membatasi bermain game

dan daftar ini akan terus bertambah panjang setiap harinya. Biarkan anak melihat atau mendengar berbagai kebaikan tersebut sehingga akan membuat dia percaya diri serta memandang positif dirinya

Setiap orang punya kelemahan termasuk anak saya, dan saya tidak ingin lagi membuat anak tertekan dengan kelemahannya. Insya Allah dengan fokus pada kelebihan atau kebaikkannya maka kelemahannya akan tidak berarti lagi


Sumber : http://www.daramaina.com

Senin, 15 Oktober 2012

Field Trip Campina 15 Oktober 2012

Acara ini lumayan tidak begitu kami persiapkan, sampai-sampai membuka group fb KS Merapat pun baru sempat hari jum'at. Padahal diskusi rencana keberangkatan sudah ramai. Jadilah kita agak bingung dapat tempat atau tidak. Karena peserta sudah mulai penuh maka kami putuskan untuk berangkat bersama anak-anak besar saja, yang balita tidak dibawa serta, kasihan juga karena ternyata renacananya kami berangkat pakai bus.

Sabtu pagi Mbak Maria Magdalena koordinator Klub Sinau inbox fb, menyampaikan bahwa ternyata pihak perusahaan tidak mengizinkan anak-anak di bawah usia 5th untuk turut serta dalam field trip ini. O, kebetulan, anak-anak yang balita memang tidak kami ajak, dan persiapan menjadi lebih mudah. Maka kami pun memilih hari Senin dari yang semula memilih hari Selasa, karena hari Selasa memang Ummi ada agenda.

Kami berangkat pukul 05.15 dari rumah, anak-anak balita dibawa jalan-jalan oleh Abi. Pukul 05.35 kami dapat bus Patas Surabaya, awalnya tidak ada tempat duduk, tapi alhamdulillah ada orang berbaik hati yang memberikan segera tempat duduknya sebelum ia turun.

Sebenarnya perjalanan lancar, hanya saja sesampainya di Sepanjang Sidoarjo jalan mulai macet. Pukul 08.20 kami baru sampai di terminal Purabaya. Alhamdulillah kakak yang biasanya mabuk perjalanan kali ini hanya mual saja. Agak deg-deg an ketika info arah rungkut yang Ummi dapat dari paman Ummi tidak seperti yang Ummi bayangkan. Ummi pikir bus antar kota ini melewati Jemur, karena menurut paman turun Jemur lebih cepat jalurnya menuju Rungkut. Ternyata harus pakai bus kota dulu, aduh, bakalan lama... Ummi pun coba menawar taksi, tapi tidak berhasil, dan sopir taksi pun memanggilkan temannya pemilik mobil carry yang memang dicharter. Alhamdulillah dengan tarif hanya Rp 30.000 kita diantar sampai tempat. Alhamdulillah sopirnya sangat baik, mau naik turun bertanya-tanya lokasi pabrik ES KRIM CAMPINA di kawan Rungkut Industri Surabaya.

Alhamdulillah belum telat. Sesampainya di halaman pabrik tampak rombongan kami beserta satu rombongan dari sebuah sekolah TK masih menerima pengarahan dari kakak pemandu. Kami pun masuk mengikuti proses belajar di pabrik ES KRIM tertua ini. Diawali dengan  menyaksikan film company profile PT. CAMPINA ES KRIM kami belajar banyak hal tentang es krim CAMPINA, mulai dari proses pembuatan, bahan-bahan yang digunakan dengan dominasi susu dan buah-buahan, juga dijelaskan tentang macam-macam varian ES KRIM CAMPINA, ada Tropicana, Hulahula, Heart, Concerto, Bazooka, Ice Cream Cake dan produk terbarunya LuVe Litee. Setelahnya kami dibawa masuk ke ruang Avatar untuk menikmati ES KRIM yang disuguhkan oleh pihak perusahaan. Hmmm...lezaaat...



Bagi yang es krim nya sudah habis dan membuang sampah di tempatnya, bisa menerima buletin Campina Kids Club, pamflet dan stiker.

Selanjutnya kami meneruskan perjalanan ke ruang produksi. Di sana banyak sekali ruangan dengan para pekerja yang sedang sibuk, mulai dari petugas administrasi, produksi, pengepakan,  sampai petugas mikrobiology yang meneliti kondisi makanan yang siap di jual untuk memastikannya aman dari pencemaran kuman dan bakteri.

Masuk ruang laboratorium dan produksi

Setiap ruangan membuat takjub. Karena semuanya tampak rapi dan serba bersih, juga serba canggih kata anak-anak. Dalam ruang produksi tidak diperbolehkan mempergunakan HP atau kamera untuk mengambil gambar. Di salah satu ruangan ada ruang kantin, di sana adalah tempat para karyawan menyantap makanan, karena tidak boleh makan di sembarang tempat. Dan yang menarik lagi adalah ruangan itu merupakan ruangan bebas daging, pembiasaan makan dengan sayur-sayuran yang di terapkan untuk para karyawan, wujud kepedulian CAMPINA dalam mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan dengan menerapkan pola makan sehat.

Selanjutnya kami memasuki ruang produksi. Terlihat dari balik kaca bagaimana es krim dicetak dan dikemas oleh para karyawan yang berpakaian serba putih, mulai dari penutup kepala sampai sepatu boot nya. Rupanya kebersihan menjadi hal yang sangat penting di tempat ini. Pantas saja, karena produksi makanan memang produksi yang rawan dengan pencemaran kuman dan bakteri. Di setiap ruangan bau harum coklat dan vanila begitu menggoda...hmmm...sedaap...

Keluar dari ruang produksi kami di bawa ke ruang penyimpanan es krim yang sudah siap dikirim ke seluruh pelosok nusantara. Karena suhu ruangan berada di bawah -20 derajat celcius maka sebelum masuk kami dibagikan Freezer Jacket, seperti juga karyawan di ruangan ini, semuanya memakai Freezer Jacket




Masuk ruang freezer hanya sebentar. Disana terasa sangat dingin, bbrrrr....seperti di kutub.

Keluar dari ruang freezer kami istirahat di lobi sambil menikmati es krim yang dibeli dari fending machine, waaah.... asyik...



Alhamdulillah perjalanan pulang juga lancar. Pukul 16.30 WIB sudah sampai lagi di Pare. Meski belajar di pabrik hanya sebentar tapi dari perjalanan PP Pare-Surabaya juga banyaaak sekali hal-hal yang bisa kami pelajari. Alhamdulillah... semoga perjalanan ini berkah dan ilmu yang kami dapatkan bermanfaat, aamiin.

Sabtu, 06 Oktober 2012

Aku Suka Singkong, Kau Suka Keju


Beberapa kali saya cukup 'resah' dengan pertanyaan-pertanyaan orang-orang di sekitar saya masalah pergaulan anak-anak. Dibilang nanti nggak bisa gaul, kurang sosialisasi, susah membaur, dan semacamnya. Saya tidak bisa berani menjawab, tetapi saya tetap berkeyakinan Insyaa Allooh pilihan kami untuk menjalankan HE adalah sebuah keputusan yang cocok untuk keluarga kami.

Perlahan, saya mulai bisa menemukan jawaban atas keresahan itu. Di usia 3 tahunan, anak pertama saya adalah anak yang sangat sulit berbaur, seperti takut dengan suasana ramai, terlihat susah 'bersosialisasi'. Dengan izin Allooh Subhaanahu Wa ta'ala perlahan dia terlihat menjadi anak yang mudah bergaul, seiring bertambah usianya.

Keresahan saya reda. Tak disangka, saya menemukan fakta lain dari anak-anak yang HE. Menurut pengamatan saya, mereka anak-anak HE yang saya amati adalah anak-anak yang memiliki identitas diri yang kuat, tak mudah dipengaruhi orang lain (dalam hal kepribadian) dan mampu menghargai perbedaan yang dimiliki setiap anak.

Teman H rajin dan kuat hafalannya, yang lainnya cerdas dalam hal pengetahuan umum. Ada yang pintar berhitung, ada yang suka menulis, berolahraga, melukis, membuat kerajinan tangan. Di saat mereka bertemu dalam satu forum, semuanya berbaur dengan identitas masing-masing. Tak ada yang lebih pintar dari yang lain, ini hanya masalah diferensiasi minat yang mengandung kesetaraan. Anak saya mengakui beberapa kelemahannya, tetapi ia juga menyadari kekuatan dirinya. Dia senang dengan kelebihannya, dan saya mendorongnya untuk terus berkembang.

Cara bergaul anak-anak HE kami sungguh luar biasa. Tak ada yang merasa iri dengan kemampuan dan hal lain yang dimiliki teman lain. Tak ada rengekan minta dibelikan tempat pensil Cibi yang sedang tren, atau tas model tertentu yang sedang tren. Mereka berkembang dengan identitas mereka sendiri, yang tentunya melalui pengarahan orang tua dan taufiiq dari Allooh. Maka, tak ada masalah untuk anak-anak ini akankah diterima di genk tertentu atau tidak. Bila mereka tidak boleh/dilarang bermain oleh anak tetangga misalnya, ya sudah, pulang saja.

Identitas diri merupakan modal yang baik untuk pembentukan kepercayaan diri seorang anak. Seorang anak yang mudah terbawa pengaruh lingkungan/media massa bisa jadi karena dia bingung dengan cara yang benar untuk menjalani kehidupannya. maka, janganlah sia-siakan saat anak-anak berada di bawah pengasuhan orang tua, utnuk selalu menanamkan nilai-nilai yang tepat tentang akhlak, akidah, dan lainnya. Alloohu a'lam.

sumber: www.ummujita.blogspot.com

Minggu, 30 September 2012

Kreatif tanpa Musik

oleh Mohammad Fauzil Adhim  pada 27 September 2012 pukul 22:22 ·


Seorang ibu bertanya tentang anaknya. Sejak kecil selalu memperoleh ranking bagus di kelasnya. Prestasi akademik selalu cemerlang. Tetapi belakangan minat belajarnya merosot drastis. Tak ada gairah belajar. Tak ada minat untuk mengerjakan PR. Ketika ibunya mengingatkan untuk belajar lebih giat agar rankingnya tidak jeblok, ia berkata, “Aku bosan sama ranking.”

Pertanyaan ibu ini mengingatkan saya pada teori motivasi. Ada motivasi ekstrinsik, ada motivasi intrinsik. Anak kita menyapu lantai agar mendapat sebiji permen dari orangtua, tekun belajar agar dapat ranking satu (karena nanti kita belikan ia sebuah sepeda mungil), atau bersemangat memberesi kamar agar diajak jalan-jalan, adalah contoh motivasi ekstrinsik. Anak melakukan aktivitas apa pun, termasuk shalat dan mengaji, karena ingin mendapatkan hadiah yang dijanjikan kepadanya merupakan bentuk motivasi ekstrinsik. Kita rajin puasa Senin-Kamis karena ingin lulus ujian, bukan karena berserah diri kepada Allah Yang Maha Tinggi.

Motivasi ekstrinsik cepat pudar. Anak mudah kehilangan semangat karena hadiah yang dijanjikan –termasuk hadiah berupa “ranking”—tidak lagi memiliki daya tarik. Semangatnya melemah (less zeal) karena imbalan yang diberikan meaningless (kehilangan makna), sehingga tak ada lagi alasan untuk mengejar. Seperti anak ibu tadi, mereka bisa bosan dapat ranking yang bagus.

Kapan anak merasa bosan? Ketika anak merasa hadiah itu tak memberi manfaat apa-apa. Anak-anak tidak membutuhkan. Kalau dulu anak bersemangat menyapu untuk memperoleh permen, sekarang permen sudah tidak menarik lagi. Anak butuh rangsangan lebih besar untuk bertindak.

Cepat lambatnya anak merasa bosan dipengaruhi sekurangnya oleh dua hal. Pertama, nilai imbalan atau hadiah yang dijanjikan kepada anak. Setiap hadiah akan mengalami penyusutan nilai bagi anak. Saat anak belum pernah memegang, sebuah mobil mainan sangat menggiurkan bagi anak. Tetapi ketika berbagai jenis mainan sudah sering ia pegang, mobil-mobilan yang bagus lengkap dengan remote controlnya pun sudah tidak menarik lagi.

Melemahnya daya tarik imbalan juga dipengaruhi oleh ada tidaknya aktivitas yang memberi daya tarik lebih besar. Video-game, misalnya. Semakin kuat keasyikan yang diperoleh anak saat bermain play-station, semakin lemah daya tarik imbalan yang kita janjikan agar anak mau belajar yang rajin. Lebih-lebih jika aktivitas lain yang mengasyikkan itu pada saat yang sama juga menyerap seluruh energi psikis anak sekaligus membuat anak pasif. Berbagai jenis game –juga tayangan TV—membuat anak terpaku secara pasif. Mereka dibombardir dengan gambar-gambar kekerasan yang berganti dengan kecepatan sangat tinggi, sehingga memaksa mereka untuk terus memperhatikan tanpa berkedip.

Aktivitas semacam ini membuat anak mengalami kelelahan secara psikis. Ibarat truk, bebannya berlebih. Ibarat komputer, sistemnya hang. Macet. Meskipun kemampuannya sangat besar dan kecepatan prosesor sangat tinggi, tetapi tidak mampu mengerjakan tugas dengan baik. Anak-anak yang sedang hang, tidak mampu memusatkan perhatian saat belajar dan sulit mencerna buku yang ia baca. Pikirannya dipenuhi bayang-bayang permainan yang ia pelototi di video-game. Dalam bahasa komputer, anak ini mengalami registry error. Badannya ada di kelas, telinganya mendengar suara guru, tetapi pikirannya ada di play-station.

Ketika anak mengalami hang, ia kehilangan rasa ingin tahu. Kreativitasnya tumpul. Ia tidak betah berpikir, mencari tahu dan menekuni kegiatan yang menuntutnya berpikir aktif. Ia kehilangan gagasan dan kecemerlangan berpikir, kecuali pikiran untuk kembali menyibukkan diri dengan video-game atau tayangan TV. Pada tingkat yang parah, anak mengalami kecanduan.

Anak yang terlalu banyak memelototi video-game sampai pada tingkat yang sangat menguras energi psikis, cenderung sangat pasif atau justru sebaliknya amat agresif. Mereka bisa seperi orang linglung. Tak tahu apa yang harus dilakukan. Bisa juga sangat ganas. Mereka berperilaku sangat agresif karena pengaruh adegan yang disaksikan. Bukan karena dorongan kecerdasan.

Bisa juga terjadi anak pasif sekaligus impulsif. Secara sosial, mereka terputus dari lingkungan. Pada anak-anak yang tingkat kecanduannya sudah sangat akut, boleh dikata mereka tidak mempunyai kontak dengan orang lain, termasuk orangtua. Interaksinya cuma dengan benda bernama TV, play-station atau layar komputer yang menyajikan game. Mereka tidak betah berinteraksi dengan orang lain. Di saat yang sama, adegan kekerasan yang bertubi-tubi –khususnya dalam video-game—memberi efek desensitisasi. Perasaan mereka tumpul. Hati mereka keras.

Berapa jam waktu menonton yang sehat bagi anak? Sekitar 8 sampai 10 jam seminggu. Itu pun dengan catatan tayangannya masih cukup sehat. Jika tayangannya benar-benar sangat edukatif dan merangsang daya nalar anak, mereka bisa menonton maksimal 15 jam seminggu. Lebih dari itu sudah tidak sehat. Apalagi kalau acaranya banyak menayangkan kekerasan, jam menonton harus dipersingkat. Dalam The Smart Parent’s Guide to KIDS’ TV, Milton Chen menunjukkan bahwa durasi 4 jam sehari (28 jam seminggu) sudah termasuk kategori yang sangat menakutkan. Benar-benar membahayakan mental dan kepribadian anak. Apalagi kalau tayangan itu berupa video-game yang dari detik ke detik hanya menyajikan kekerasan, keganasan dan cuma memancing reaksi impulsif anak.

Alhasil, tak ada yang perlu kita salahkan kecuali diri sendiri kalau anak-anak kita kehilangan motivasi belajar, sementara setiap hari mereka memelototi TV enam jam sehari! Agaknya, ada benarnya ketika Fred Rogers berkata, “Barangkali televisi adalah satu-satunya peralatan elektronik yang lebih bermanfaat justru setelah dimatikan.”

Kedua, cepat lambatnya anak merasa bosan dipengaruhi oleh tekanan yang  mereka terima. Anak yang sering dibebani untuk mendapatkan ranking, cenderung cepat kehilangan minat. Ia belajar di bawah tekanan karena tidak ingin orangtuanya cemberut. Selebihnya, tak ada alasan yang menggerakkan jiwa untuk tekun membaca.

Motivasi ekstrinsik terbagi menjadi dua, yakni jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek misalnya permen yang kita berikan begitu anak menyapu, jangka panjang misalnya iming-iming pada anak kelas 4 SD kalau lulus UASBN dengan nilai tinggi akan dibelikan laptop baru. Semakin pendek dan nyata iming-iming yang kita berikan, semakin cepat kelihatan reaksinya, sekaligus semakin mudah hilang kekuatannya. Anak-anak yang digerakkan oleh motivasi ekstrinsik jangka pendek, ibaratnya sama dengan mobil mewah tanpa bensin. Kalau lagi didorong, jalan. Tapi kalau tak ada yang mendorong, mogok. Mobil tak bisa berjalan lagi.

Anak-anak yang memiliki motivasi intrinsik, sebaliknya, merasa asyik dengan apa yang dikerjakan, menemukan kegembiraan saat menghadapi tantangan, bahagia ketika mengerjakan tugas-tugas sehingga ia terlibat penuh secara emosional. Mereka berpartisipasi melakukan kegiatan karena menemukan kegembiraan, kebahagiaan, keasyikan atau makna dari apa yang dilakukannya. Bukan demi memperoleh hadiah. Dalam tindakan itu sendiri, ada yang ia dapatkan sebagaimana pendaki gunung memperoleh kepuasan. Kebahagiaannya terletak pada kemampuannya mengatasi rintangan. Bukan pada decak kagum orang yang memandang.

Dalam bukunya berjudul Adolescence (2001), John W. Santrock menulis bahwa motivasi intrinsik sangat mempengaruhi kreativitas dan rasa ingin tahu anak (natural curiosity). Anak-anak yang motivasi intrinsiknya kuat cenderung lebih kreatif, kaya gagasan, senantiasa menemukan ide-ide segar –pada tahap awal adalah ide-ide permainan—serta ketertarikan yang kuat dalam melakukan berbagai aktivitas. Mereka juga memiliki rasa ingin tahu yang besar, minat yang luas dan cenderung memiliki semangat belajar mandiri yang kuat.

Anak-anak yang memiliki motivasi intrinsik, betah membaca berjam-jam meskipun tidak ditunggui orangtua. Mereka merasa membaca sebagai kebutuhan. Bukan tuntutan orangtua dan sekolah.

Adakalanya anak memiliki motivasi intrinsik untuk suatu bidang, tetapi tidak untuk bidang yang lain. Adakalanya anak memiliki motivasi intrinsik untuk hampir semua bidang. Kapan saja, dimana saja dan mengerjakan apa saja, ia bersemangat. Bersungguh-sungguh ia belajar, meskipun tidak begitu menguasai.

Kuatnya motivasi intrinsik mampu membuat seseorang berani menghadapi kesulitan. Kisah tentang Imam Bukhari adalah kisah tentang manusia yang memiliki motivasi intrinsik luar biasa. Ia menempuh perjalanan beratus-ratus kilo, memenuhi kakinya dengan kepenatan, dan membiarkan tubuhnya disengat oleh panasnya matahari demi mendapatkan sebuah hadis. Kalau ia menginginkan harta dari penguasa, tak perlu ia menghabiskan waktu hanya untuk mendapatkan sebuah hadis yang belum tentu ia ambil (karena hadis itu ternyata dha’if, misalnya). Tetapi ada kekuatan jiwa yang menggerakkannya. Ada kecintaan pada agama yang membuatnya tak pernah berhenti mencari ilmu.

Kalau motivasi intrinsiknya sudah kuat, tanpa fasilitas yang memadai pun mereka bisa tumbuh menjadi manusia cerdas luar biasa. Nama-nama besar seperti Imam Syafi’i, Imam Ahmad ibn Hanbal atau –apalagi—Abu Hurairah, bukanlah orang yang memiliki cukup sarana untuk belajar. Tetapi mereka adalah orang-orang yang memiliki kekuatan jiwa menakjubkan. Dahsyatnya motivasi mereka untuk menolong agama membuat daya ingat mereka sangat hebat dan pikiran mereka amat jernih.

Kisah para penemu juga merupakan kisah tentang motivasi intrinsik yang kuat. Bukan kisah tentang banyaknya fasilitas yang mereka miliki. Orang-orang super kreatif bukanlah mereka yang memperoleh latihan gerak dengan iringan musik yang –kadang tanpa disadari guru—sensual. Pernah, saya merasa amat sedih ketika menghadiri acara tutup tahun sebuah lembaga pendidikan. Atas nama kreativitas, anak-anak disuruh lenggak-lenggok memutar badan á la peragawati, diiringi dengan alunan musik menggoda. Seorang guru berdiri di samping, di seberang panggung, untuk mengawasi sekaligus mengarahkan dengan gerak mulut dan mata.

Mereka lupa –atau tidak tahu—bahwa ketika seorang anak menggerakkan dadanya, lalu memperoleh tepuk tangan meriah, yang menari-nari di benaknya bukanlah “isyhadu bi anna muslimun”, melainkan sensualitas. Bukan kreativitas.


Bismillah...
Ya Rabb...tunjukkanlah segera pada kami cahaya-Mu... aamiin

Sabtu, 15 September 2012

Saatnya Memulai Langkah

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Hari ini, 16 September 2012/ 29 Syawal 1433 Hijriyah, gambaran jelas tentang kemana arah pendidikan kita sudah semakin jelas. Setelah kesimpulan kita dari obrolan bulan Juli lalu kini kita dapati arah yang lebih jelas lagi. Sesuai dengan visi misi hidup sesungguhnya yang ternyata baru-baru saja kita menemukannya. Dulu sudah pernah terbersit tentang ini, tapi kita belum paham betul apa urgensinya

Ya, kalau dipikir-pikir kemana...saja kita selama ini. Sibuk dengan belajar banyak hal yang sebenarnya tidak begitu kita butuhkan. Ketika usia sudah menuntut kita untuk melakukan banyak hal penting yang menjadi tugas hidup, kita masih harus belajar dari nol di saat waktu sudah mendesak. Usia kecil kita(ummi dan abi) banyak dihabiskan dengan belajar apa yang saat ini tidak kita butuhkan, ada sih yang kita butuhkan, tapi sedikit, itupun kita harus mengulangnya lagi dan mengulangnya lagi. Kita ingin itu tidak terulang pada anak-anak. Kita ingin mengisi waktu mereka untuk hal-hal yang benar-benar dibutuhkan saat usia taklif sudah menghappiri mereka, apa itu? tentu kedewasaan dalam menjalani hidup ini, dalam hal apapun. Karena kita tidak sekolah maka kita bebas menentukan apa saja yang akan kita arahkan untuk mengisi waktu anak-anak sebagai bekal taklifnya. Bukan pada banyaknya materi menurut kami, tapi lebih pada memberikan bekal bagaimana kita hidup dan bagaimana kita harus belajar. Karena bagaimanapun juga, tugas tunggal kita dalam hiudp ini adalah penghambaan, bukan yang lainnya. Dan penghambaan itu tak akan bisa kita lakukan jika tidak kita pelajari bagimana perjalanannya. Maka bagi kami Muwashshofat Kader itu sudah cukup sebagai panduan, karena di dalamynya mencakup bagaimana seornag muslim iut harus menjalani kehidupannya. Karena kami adalah kader dakwah, dan wajihah telah memfasilitasi kita dengan panduan kurikulum yang lengkap maka kurikulum itu sudah cukup bagi kami. Adapun prioritas ilmu lain seperti yang diberikan di sekolah yang notabene fokusnya lebih besar pada pencapaian nilai akademik bagi kami itu sebagai sampingan saja. 

Kami memang agak kesulitan menerapkan muwashshofat dalam program belajar anak-anak, tapi kami yakin, dengan kesabaran dan memohon pertolongan-Nya insyaAlloh kita bisa. Dan alhamdulillah ramadhan penuh berkah tahun ini membuka kembali cakrawala pandang kita tentang fokus hidup ini. Serangkaian acara yang di adakan pleh wajiha baik acara anak-anak maupun acara kami, hampir semuanya bertemakan Al-Qur'an, baru fahamlah kami bahwa sebenarnya tidak ada yang lebih utama untuk dipelajari sebelum Al-Qur'an. Kemuliaan didapatkan oleh orang-orang yang telah menjadikan hidupnya sebagai pencinta Al-Qur'an, Subhanalloh, hidayah itu terasa menyirami kalbu kami, ya, Al-Qur'an adalah hal utama yang harus dipelajari sebelum kita mempelajari ilmu-ilmu lain, jika Al-Qur'an sudah dipegang maka semua akan menjadi mudah dan berkah. Hidup terarah dan jelas perjalannya. Maka menyambung azzam kami setahun yang lalu,  dibarengi dengan hidayah Alloh yang rasanya telah dicurahkan dengan beruntun ini, dengan ini kami menetapkan bahwa Al-Qur'an adalah pelajaran utama kami, kami orang tuanya, juga mereka anak-anak kami. Jika sejak awal Al-Qur'an telah tersimpan di dada maka hidup ini akan menjadi lebih mudah, dan proses penghambaan kita akan menjadi lebih terarah. Jadia papun profesi kita, ummi, abi dana nak-anak nantinya, insyaAlloh akan kita dapatkan setelah Al-Qur'an tersipan di dada dan hati kami, insyaAlloh.

Dan bagimana kami menjalaninya, insyaALloh hari ini Ummi akan menyelesaikan rencana itu untuk setahun kedepan. Semoga Alloh memberikan kekuatan, aamiin.

Jumat, 14 September 2012

Menghadapi Anak Yang Suka Membangkang

Anak balita anda sekarang sering membantah? Tak usah gemas apalagi sampai hilang kesabaran, sikap membantah yang menjadi-jadi di usia prasekolah akan hilang dengan sendirinya bila orang tua tahu bagaimana menghadapinya secara tepat. Sebagaimana diungkapkan Ibu Ery Soekresni,Psi yang membagikan pengalaman dan tips dalam menangani anak-anak yang suka membantah.
“Dina, sudah jam empat, waktunya mandi!” seru Sari kepada anaknya yang berusia 4 tahun. Dina membalas, “Enggak mau ah. Aku kan tadi sudah mandi!” “Tadi itu mandi pagi, Dina!” “Tapi itu kan juga mandi! Aku enggak mau mandi lagi.” Wah, sebagai orang tua kita memang harus berusaha sabar menghadapi si prasekolah, karena jarang sekali mereka mau memenuhi permintaan orang tua tanpa argumentasi atau bantahan. Ery Soekresno, Psi., berkomentar, memang begitulah mereka; suka sekali membantah-suka sekali membangkang.
Namun menurutnya, hal ini bukan tidak ada penyebabnya. Ery menuturkan beberapa faktor yang bisa menjadi akar permasalahan kenapa si kecil sering kali menggerogoti kesabaran orang tuanya:
1. Fase membangkang/membantah
Pada usia sekitar 4 tahun, kemampuan motorik kasar, motorik halus dan kemampuan berbicara anak sudah berkembang pesat. Disamping itu mereka tengah berada pada tahap agresif secara fisik dan verbal; senang memukul, menggigit, menendang, sekaligus juga berkata-kata “negatif”, seperti mengatakan, “Mama jahat”, “Kakak nakal!” Ini karena si prasekolah menggunakan kemampuan berbahasanya untuk menghadapi masalah atau sesuatu yang tak diinginkannya. Umpamanya, kasus Dina yang membantah ketika disuruh mandi. Bisa jadi karena pada saat yang bersamaan dia sedang bermain. Jadi dengan mandi berarti dia mesti meninggalkan keasyikannya.
2. Ingin menguji orang tua
Banyak hal yang menyebabkan anak “menguji” orang tuanya. Si prasekolah merasa tak diperhatikan, misalnya. Anak berpikir dengan cara membantah dan bersikap negativistik maka diharapkan orang tua akan memperhatikannya lagi.
3. Mulai memahami dunia
Di usia 3-5 tahun, anak mulai belajar menerima dan menyadari bahwa dirinya tak bisa mengendalikan semuanya. Seperti diketahui, saat batita, anak begitu egosentris; merasa dunia selalu berpusat padanya dan dia dapat mengatur segalanya. Nah, di usia prasekolah, mereka mulai belajar menerima keadaan yang ternyata tak bisa lagi diatur sesuai keinginannya. Ternyata ada hal-hal di luar kekuasaannya. Dia mulai dikenai berbagai peraturan orang tua; kapan harus tidur, kapan sekolah, kapan makan, dan kapan boleh bermain.
4. Mulai mampu berpikir secara abstrak
Anak usia 4-5 tahun mulai memiliki kemampuan berpikir abstrak. Wawasan berpikirnya sudah makin luas. Dia mulai mendapat berbagai informasi dari aneka sumber. Namun, yang dilakukannya masih meraba-raba, kadang benar kadang salah. Dalam istilah lain, keputusan dan tindakan yang diambilnya masih bersifat hitam-putih.
5. Pengaruh lingkungan
Orang tua mungkin merasa sudah memberikan contoh yang baik kepada anak, tapi ternyata si kecil tetap saja suka membantah. Salah satu penyebabnya adalah pengaruh lingkungan; bisa di sekolah atau di rumah. Anak mencontoh perilaku membangkang dari orang lain. Atau mungkin karena penerapan pola asuh orang tua yang tidak tepat sehingga menyebabkan anak selalu melakukan penolakan dan sikap yang negatif seperti itu.
BUTUH KESABARAN
Agar bisa sabar, Eri mengimbau para orang tua untuk menyimak informasi mengenai tahapan tumbuh-kembang anak. Ya, mereka memang seperti itu adanya. Lagi pula kadang-kadang bantahan anak dilatarbelakangi alasan yang kuat, kok. Jadi, orang tua juga mesti mencari penyebab mengapa si kecil membangkang. Berikut ini bentuk-bentuk bantahan si prasekolah dan cara menghadapinya:
1. Menolak makan
Penyebab:
* Anak jadi ogah menyantap makanan karena awalnya mungkin orang tua terkesan memaksa.
* Menu yang disajikan dirasa membosankan.
Cara mengatasi:
* Bujuk anak, “Kakak mau makan jam berapa?” atau “Sudah waktunya makan. Kakak mau makan apa?”
* Berikan menu makanan yang variatif untuk memancing selera makannya.
2. Tak mau tidur tepat waktu
Penyebab:
Si prasekolah memang senang tawar-menawar. Misalnya, dia tak mau tidur tepat jam 8 malam. Maunya tidur jam 10. Alasan yang dilontarkan beragam, misalnya karena belum ngantuk, ingin nonton dulu acara televisi yang menarik, menunggu ayah atau ibu pulang dari kantor, atau meniru ayah dan ibu yang memang biasa tidur jam 10 malam.
Cara mengatasi:
* Jelaskan bahwa jam 8 malam memang waktunya tidur. Itu sebuah peraturan yang mesti ditaati. Kalaupun ia belum mengantuk, anak tetap harus masuk kamar. “Kalau kamu belum ngantuk tak apa-apa. Tapi tetap harus masuk kamar.”
* Beri kesempatan ia tidur larut di hari-hari spesial. Misalnya, di malam minggu anak boleh terjaga hingga jam 10 malam. Dengan begitu, anak tak akan membantah lagi atau tawar-menawar karena dia sudah punya alternatif waktu, kapan boleh tidur larut malam.
3. Tak mau mandi
Penyebab:
Menurut Ery, anak usia 4-5 tahun kadang memang suka penampilan yang “jorok”. Salah satunya dengan cara tak mau mandi. Memaksa tak akan menyelesaikan masalah, kecuali menetapkan strategi lain.
Cara Mengatasi:
* Orang tua mesti memperhatikan situasi atau kondisi si kecil. Kalau ia tengah asyik bermain, coba beri waktu beberapa menit untuk ia menyelesaikannya. “Kak, nanti kalau jarum jamnya di angka 10, Kakak mandi ya. Sekarang terusin dulu mainnya!”
* Menerapkan aturan jam mandi. Jika waktu mandi ditetapkan pada jam 4 sore, maka 15 menit sebelum jam mandi anak sebaiknya sudah diingatkan. Dengan begitu, ia diberi waktu untuk bersiap-siap menyelesaikan aktivitasnya saat itu.
* Berikan contoh yang baik atau teladan kepada anak. Biasanya anak tak mau mandi kalau ayah/ibu juga belum mandi. Alasan apa yang akan Anda kemukakan kalau anak balik mengingatkan, “Ibu juga, kan, belum mandi?”
JANGAN DIDIAMKAN
Walau begitu, menurut Ery, anak yang suka membangkang perlu ditangani. Bukan apa-apa, kalau dibiarkan mereka akan mempertahankan sikap kerasnya dan terbiasa membangkang. Anak akan menganggap memang begitulah caranya menyikapi hidup. Agar dampak negatif seperti itu bisa dihindari, orang tua sebaiknya peka terhadap kebutuhan anak.
Si kecil yang suka membangkang dapat ditangani dengan cara-cara berikut:
* Komunikasi aktif
Sikap membangkang anak bisa direndam dengan selalu mengajaknya berkomunikasi aktif. Ajukan setiap peraturan dengan disertai penjelasan. “Kakak perlu mandi karena badan Kakak kan kotor habis main seharian.” Komunikasi semacam itu akan menyurutkan sikap membangkang anak karena ia paham akan konsekuensi bila ia tak melakukan peraturan itu. Misalnya, “Kalau aku enggak mandi nanti badanku kotor. Itu kan berarti mengundang penyakit. Wah, bisa-bisa nanti aku sakit, terus enggak bisa main dong!”
* Selalu diberi pilihan
Jangan sekali-kali mendikte anak. Berikan instruksi dengan gaya mengajak. “Nak, Ini sudah jam berapa? Gimana kalau mandi dulu? Nanti keburu sore, lo.” Intinya, ciptakan cara kreatif adalah membujuk anak.
* Sikapi dengan lemah lembut
Hindari cara keras karena justru akan membuat anak makin membangkang. Kalau seperti itu, jadi tak menyelesaikan masalah, bukan? Lagi pula perilaku marah orang tua bisa ditiru dan dijadikan pola bagi anak untuk menyelesaikan masalahnya. Cara bijaksana yang bisa dilakukan adalah jangan mudah terpancing emosi oleh penolakan si kecil. Berikan penjelasan dengan lemah lembut dan tidak mudah mengumbar marah.
Umpamanya, “Tolong bereskan paselnya dong sayang.” “Enggak mau. Males”. “Wah, nanti kalau kepingan paselmu hilang satu, Kakak enggak bisa main lagi lo.”
* Menghargai perilaku positif
Pujilah dan ucapkan betapa senang ayah dan ibu jika ia melakukan perbuatan baik. Kalau memungkinkan, berikan hadiah atau setidaknya elusan dan kecupan sayang sehingga dia merasa dihargai. Misalnya, si prasekolah bersedia makan sesuai waktu yang sudah ditentukan. Ucapkan, “Wah, Mama senang banget lo lihat Kakak mau makan dengan lahap.”
* Konsisten terhadap aturan yang telah dibuat
Terapkan peraturan dengan jelas dan menetap, misalnya kalau sudah ditentukan tidur jam 8 malam, patuhi jadwal tersebut dari hari ke hari. Jelaskan apa dampak atau risikonya kalau tidur larut malam. Menerapkan aturan yang konsisten juga melatih anak agar tahu bahwa hidup tak bisa diatur semau-maunya sendiri. “Kakak harus tidur jam 8, karena kalau kemalaman, besok Kakak kesiangan ke sekolah. Kalau kesiangan, Kakak enggak akan sempat main ayunan dulu karena harus buru-buru masuk kelas.”
* Introspeksi
Kalau anak tidak mau menurut orang tua, maka ayah/ibu harus introspeksi diri mengapa si kecil sering membantah. Jangan-jangan karena kesalahan orang tua sendiri yang membuat anak tak mau menurut. Misalnya, karena cara menyuruh atau memberi perintah seperti mendikte, menghardik, atau membentak, jadinya si kecil malah memberontak.
* Konsultasi dengan psikolog
Jika sifat negativistik anak masih terus berlanjut tak ada salahnya menemui psikolog. Kadang orang tua tak menyadari bahwa anak suka membantah karena mungkin kesalahan pola asuh. Barangkali orang tua juga perlu menjalani terapi atau konsultasi psikologi.
MENUNJUKKAN JATI DIRI
Semua saran tadi bisa jadi praktiknya tak semudah teorinya. Namun menurut Ery, orang tua jangan sampai menyerah. Carilah strategi atau taktik-taktik baru untuk mengatasinya. Lagi pula dilihat dari sisi lain, membangkang justru pertanda baik. Kenapa? “Karena anak sudah bisa menunjukkan jati dirinya bahwa dia merupakan individu yang berbeda dari ayah dan ibunya. Dia punya selera yang berbeda dari orang tua.”
Satu lagi yang mungkin dapat menghibur, yaitu membantah, membangkang, dan tak mau menurut orang tua sebetulnya merupakan bagian dari proses perkembangan anak. Selama orang tua menanganinya secara benar, sikap seperti itu akan hilang. “Di usia sekolah, anak sudah tak membangkang lagi,” kata Ery


Rabu, 12 September 2012

Cambridge International Examination (CIE) untuk anak-anak Indonesia


Cambridge International Examination (CIE) untuk anak-anak Indonesia

Cambridge International Examination (CIE) untuk anak-anak Indonesia
by Wiwiet Mardiati on Monday, December 5, 2011 at 12:59pm

Pagi ini, saya menyempatkan diri menelpon kantor perwakilan Cambridge International Examination (CIE) yang berlokasi di Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Staf disana, bernama Mas Iqbal (MI), yang menjawab dengan baik:
Pertanyaan (P) : "Pagi Mas, Saya ingin bertanya tentang ujian cambridge"
Jawaban (J) : "Iya bu, silakan. Saat ini kebetulan pendaftaran sudah dibuka sampai 17 Februari 2012"
P: "Oh, sedang buka pendaftaran ya Mas? Untuk ujian kapan ya mas?"
J: "Kami biasanya melakukan ujian setahun dua kali bu. Di bulan mei-juni atau Oktober-November"
P: "Oh, ini untuk yang bulan mei berarti ya? Kalau yang bulan Oktober kapan ya mas?"
J: "Kalau bulan oktober biasanya kami buka bulan Juli, ibu"
P: "Ini harus kolektif atau lewat lembaga gitu ya mas? Bisa daftar perorangan boleh ga sih mas?"
J: "Perorangan bisa bu. Silakan langsung datang saja kesini. Yang penting bawa saja persyaratan yang diminta, seperti fotokopi raport terakhir"
P: "Wah, gini mas, saya kan kebetulan homeschooling anak saya, jadi tidak terdaftar disekolah manapun, tidak ada ijasah apalagi raport mas, kami bisa tetap daftar mas?"
J: "Oooh..bisa kok bu. Yang penting nanti anaknya bisa bisa jawab saja ujiannya"
P: "CIE UAI ini hanya mengurus sertifikasi ujian yang buat daftar ke universitas ya ya mas? ada syarat usia tertentu gitu ga mas??"
J: "Tidak bu, kami menerima pendaftaran ujian untuk semua level, tergantung kebutuhan sekolahnya saja atau yang daftar. Usia juga tidak dibatasi. Silakan saja mendaftar"
P: "Jadi sebenarnya kami tidak perlu ikutan ujian yang primary gitu ya mas? bisa langsung yang ke universitas?"
J: "Bisa bu. Kalau anaknya masih kecil mau coba yang lebih tinggi bisa juga kalau mau. Untuk jenis ujiannya nanti bisa konsultasi, tergantung universitas yang dituju, cocoknya yang mana"
P: "Biayanya bagaimana mas? Saya cuma dapat informasi biaya untuk 2010. Apakah ada perubahan?"
J: "Oh iya, ada bu. SMS saja email Ibu, nanti saya kirim biaya yang terbaru"
P: "terima kasih ya Mas"

Cambridge International Examination (CIE) untuk anak-anak Indonesia part 2
by Wiwiet Mardiati on Monday, December 5, 2011 at 1:46pm
Karena biaya yang paling ditunggu, jadi masuk bagian terakhir aja ya (part 3) biar penasaran, hohohoho

Pertanyaan lanjutan:

P: "Mas, bedanya apa nih ujian O Level, IGCSE, A dan AS ??"

J: "Itu tergantung universitas yang dituju bu. Anaknya mau masuk universitas mana, lalu kita sesuaikan ujiannya. Yang jelas IGCSE itu ujian yang general, paling mudah diantara yang lain, setelah itu O Level yang mengikuti kurikulum UK (united Kingdom) tingkatannya lebih sulit, lalu naik lagi ke A dan AS"

P: "Kalau ujian untuk primary, untuk anak SD dan SMPnya CIE UAI urus juga mas?"

J:"Iya bu. Tapi izin dari kantor Cambridgenya baru diperbolehkan untuk siswa SD Al-Azhar 1 dan SMP Al-Azhar 1 (kebayoran Baru). Saat ini masih dalam pembicaraan, belum final bu"

P: "Berarti, kalau kami ingin ambil ijasah yang primary, urusannya ke SD Al-Azhar, boleh numpang bareng kan mas?"

J: "Ehhmm..sebenarnya bisa bu, karena kemarin SD Labschool Rawamangun juga menumpang dengan SD Al-Azhar untuk ujian bersama-sama"

P: "Berarti, untuk perorangan bisa juga dong mas?"

J: "hhmm...selama ini belum pernah ada yang menumpang ujian, jadi mungkin perlu dibicarakan lagi dengan bapak Denny. Pertanyaannya nanti saya sampaikan ke Pak Denny dulu ya bu"

P: "Terima kasih ya Mas. Kalau mau main kesana buka jam berapa ya mas?"

J: "Kami buka setiap hari senin-jumat jam 9.00-16.00 bu"

P: "Terima kasiiiih"

Cambridge International Examination (CIE) untuk anak-anak Indonesia part 3
by Wiwiet Mardiati on Monday, December 5, 2011 at 1:54pm
Berikut informasikan Pendaftaran Ujian Cambridge untuk sesi Mei-June 2012 di CIE of UAI

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PENDAFTARAN
UJIAN SERTIFIKASI INTERNASIONAL CAMBRIDGE
O Level, IGCSE, AS, dan A Level
Mei-June 2012

Centre for International Education of Universitas Al Azhar Indonesia (CIE of UAI) merupakan salah satu lembaga pendidikan internasional di bawah Universitas Al Azhar Indonesia dan telah memperoleh
Sertifikat University of Cambridge ID 044 tanggal 1 Oktober 2003. Setelah beberapa kali
menyelenggarakan ujian, CIE of UAI, akan menyelenggarakan ujian sertifikasi internasional Cambridge O Level, IGCSE, AS, dan A Level untuk sesi Oktober-November 2011.

Persyaratan Pendaftaran:
1. Menyerahkan foto kopi tanda pengenal (kartu pelajar/KTP/paspor )
2. Menyerahkan foto kopi buku raport semester terakhir
3. Menyerahkan foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar
4. Mengisi formulir
5. Menentukan mata pelajaran yang akan diikuti.
(Daftar subject dapat diperoleh di www.cie.org.uk )

Pendaftaran berakhir pada 17 Februari 2012. Jika melewati tanggal tersebut, maka akan dikenakan biaya tambahan.

Biaya-biaya:
1. Pendaftaran Rp 400.000 (dibayar 1 kali)
2. Administrasi Rp 450.000 (dibayar per subject)
3. Ujian IGCSE Rp 825.000 (dibayar per subject hanya untuk IGCSE)
Ujian O Level Rp 525.000 (dibayar per subject hanya untuk O Level)
Ujian AS Level Rp 650.000 (dibayar per subject hanya untuk AS Level)*
Ujian A Level Rp 925.000 (dibayar per subject hanya untuk A Level)

*Untuk ujian dengan praktik, akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 1.000.000 per subject
**Pendaftaran dinyatakan sah jika sudah melengkapi persyaratan administrasi dan telah melakukan atau mengkonfirmasi pembayaran.


Informasi:
Kampus Universitas Al Azhar Indonesia, Ruang Cambridge lantai 3
Komplek Masjid Agung Al Azhar
Jl. Sisingamangaraja Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110
Telepon 021 70048484, atau 72792753 ext. 3006
Faksimili 021 7244767
Email cieuai@uai.ac.id dan cieofuai@yahoo.com

Kontak Persona:
Iqbal 081281755742
Denny 081288354545(SMS)
Midah 085710252458


Demikian kami sampaikan, jika terjadi perubahan kami akan segera menginformasikan kepada Bapak/Ibu. Jika memerlukan informasi lainnya, silakan menghubungi kami.

Terima kasih



Denny Azhari S.
CIE of UAI
Universitas Al Azhar Indonesia - website: www.uai.ac.id
Jadwal pendaftaran mahasiswa baru 2012/2013 - Gelombang I: 3 Oktober 2011 s.d 9 Desember 2011, Tes Seleksi: 10 Desember 2011
Universitas Al Azhar Indonesia - website: www.uai.ac.id
Jadwal pendaftaran mahasiswa baru 2012/2013 - Gelombang I: 3 Oktober 2011 s.d 9 Desember 2011, Tes Seleksi: 10 Desember 2011
Universitas Al Azhar Indonesia - website: www.uai.ac.id
Jadwal pendaftaran mahasiswa baru 2012/2013 - Gelombang I: 3 Oktober 2011 s.d 9 Desember 2011, Tes Sele

Universitas Al Azhar Indonesia - website: www.uai.ac.id
Jadwal pendaftaran mahasiswa baru 2012/2013 - Gelombang I: 3 Oktober 2011 s.d 9 Desember 2011, Tes Seleksi: 10 Desember 2011

more info www.cie.org.uk

beberapa 'obrolan' penting :

Lyly Freshty mbak kemaren juga seminar gratis yang diadakan mentari books (penyedia buku2 yang berbasis kurikulum cambridge).
November 11 at 10:47pm · Like ·  1

Lyly Freshty di surabaya kemaren.. kalo mentaribooks bisa lihat di sini: http://www.mentaribooks.com/

Mentari Books :: The Center of Quality Resources for Education
www.mentaribooks.com
Indonesian Based Imported Books Distributor in English and Mandarin
November 11 at 10:51pm · Like

Fidiya Bilal http://www.ui.ac.id/id/admission/page/simak Note: Bagi siswa/i yang berasal SMA (Sekolah Menengah Atas) yang sudah mendapatkan sertifikasi A Level atau sudah mendapatkan surat penyetaraan dari Departemen Pendidikan Nasional dapat mengikuti SIMAK UI tanpa harus mengikuti UAN (Ujian Akhir Nasional).

Devi Sutarsi ‎@wulan: mentaribooks ada di Jakarta, salah satu yg saya tau di ruko sebelah Mal Puri Indah. Kalo di Tangerang, lokasinya dekat perumahan Alam Sutera.
November 12 at 9:07am via mobile · Like ·  1

tambahan lagiiii.... petikan 'obrolan'

  • Maria Magdalena

    bidang2nya gini :
    - Languages -> First Language
    - Languages -> Second Language
    - Languages -> Foreign Language
    - Mathematics
    - Science
    - Business, Creative, Technical and Vocational
    - Humanities and Social Science
    Ujian di Al-Azhar bisa dilakukan perorangan, saya dulu minta info atas nama hser-perorangan about an hour ago · Like ·  3

  • Maria Magdalena lalu saya juga kontak dengan pak faizol musa, dari CIE langsung untuk bertanya ttg syarat "raport", menurut dia raport ini permintaan dari sekolah ybs, bukan dari CIE sendiri, dan menurut pak Denny, raport itu bisa kita buat sendiri
    about an hour ago · Like ·  2

    • Maria Magdalena
      ini isi email pak denny ttg raport :

      Ibu Magdalena,
      Terima kasih atas email Ibu dan mohon maaf atas keterlambatan dalam membalasnya.
      Ujian Sertifikasi Internasional Cambridge terbuka bagi siapa saja. Jadi, anak Ibu bisa mengikuti ujian di tempat kami meskipun tidak memiliki raport, sebagai gantinya, mohon kami dibuatkan semacam daftar nilai di selembar kertas sebagai bukti evaluasi anak Ibu.
      Semoga bisa membantu. Jika Ibu memerlukan sesuatu, silakan menghubungi kami.
      Terima kasih
      Denny Azhari S.
      CIE of UAI about an hour ago · Like ·  1

    • Riris Mailany mbak Maria Magdalena, aku masih kurang mudeng dengan kalimat yg ini : "sebagai gantinya, mohon kami dibuatkan semacam daftar nilai di selembar kertas sebagai bukti evaluasi anak Ibu", nah, untuk buat daftar nilai itu, gimana caranya ? apa alat ukurnya ?, makasih mbak :)
      about an hour ago · Like

    • Maria Magdalena mbak Riris Mailany, dibikin semacam raport gitu aja... misalnya dalam 1 semester anak dikasi tes math 3 kali, maka jumlahkan saja nilai itu lalu dibagi 3, dan jadi nilai rata2 ala sekolahan. Ini kan dipandang dr perspektif orang sekolahan, maka yg diminta juga adalah nilai a la sekolah
      about an hour ago · Like

    • Riris Mailany mbak Maria Magdalena, mohon maaf kalo masih belum nyambung mbak, he he, berarti penilaiannya ini dilakukan murni berdasarkan penilaian pribadi ortu sebagai pendamping belajar ya ? atau gimana ? maaf jadi merepotkan :)
      about an hour ago · Like

    • Maria Magdalena iya, murni dr ortu, disinilah tantangannya, yaitu ketika ortu hrs jujur pada kemampuan anak
      about an hour ago · Like ·  2
      ujian primary ini sebenarnya tidak begitu diperlukan utk hser, krn umumnya hser ingin ujian supaya bisa lanjut ke universitas kan? Langsung ujian IGCSE saja

      Graciana Wulansari Halo.. Bolehkah sedikit nimbrung ? Untuk CIE Exam, bener spt yg tadi ada ditulis di atas, ada IGCSE Exam, O Level Exam, dan A level Exam.

      Stau saya, O level exam umumnya di singapore. Sedangkan indonesia biasanya dari IGCSE Exam lsg lanjut ke A level Exam. IGCSE exam ini intended utk anak usia 14-16 deh kalo gak salah. Yg kalo di sekolah yg cambridge based curriculum, bahan ajar akan diajarkan selama 2th. Istilahnya IGCSE preparation. Sedang utk yg A level Exam, sama jg, 2th masa belajar. Yg beda hanyalah di usia. Kalo gak salah inget, A level exam ini 17+. Bisa dibilang udah pre uni.
      Jadi kalo nantinya pengen kuliah di luar negeri, bisa dg CIE Exams ini. Dg pny IGCSE certificate, biasanya bs langsung masuk ke college. IGCSE Exam biasa diambil oleh junior college students kalo di sg, di indo biasa ada di kls 10. Kalo A level, bisa lsg ke uni. Di indo biasa diambil di kelas 12. Krn materinya lumayan berat, pre uni..
      Tapi, utk CIE exams ini sbnrnya bisa diambil di umur brp aja. As long as anaknya mampu :) cuma menurut saya pribadi, cambridge memberi anjuran usia ada benernya sih. Krn exams tsb butuh logical skills yg biasa berkembang sejalan umur nya ya..
      Nah utk ujian checkpoint, bentuknya mirip rapor. Tp bukan ijazah :)
      Lengkapnya ada di www.cie.org.uk .. Seperti yg td ada diinfoin sama salah satu ibu di atas.
      CMIIW :) sekedar sharing, siapa tau berguna :) 9 hours ago · Like ·  2


CITA-CITA


Minggu, 09 September 2012

Hasil Ngobrol Berdua Bulan Juli 2012




Keluar bergantian dan ngobrol berdua dengan masing-masing anak kiranya harus semakin sering diagendakan. Tidak perlu dengan biaya yang mahal, yang terpenting adalah kehangatannya. Seperti pengalaman pertama kami di bulan Juli lalu / sebelum Ramadhan, ngobrol berdua kami agendakan di pagi hari, Ummi yang membawa mereka keluar secara bergantoan dengananaik sepeda ontel. Hasilnya, luar biasa. Hampir semmua unek-unek mereka keluar. Hampir 80% berbeda dengan apa yang kamiperkirakan.
Ini hasil obrolan itu, menjadi poin penting langkah kita selanjutnya karena dari situlah kita mulai tahu apa yang sebenarnya ada dalam benak anak-anak, tentang masa depan yang kita gambarkan dan apa akhirnya keinginan mereka.

Diantara hasil obrolanitu adalah sebagai berikut :
Fathin 

Pembicaraan hangat ditemani segelas susu panas dan semangkok Bubur Ayam Jakarta. Pancaran bahagia ada di raut wajahmu. Nyantai tapi serius. Begitu kesan yang Ummi tangkap.

Engkau sudah lebih dewasa kali ini. Hampir tidak ada sebuah permasalahan serius yang engkau rasakan (menurut yang Ummi amati sih...). Ummi berusaha mencari-mencari sekiranya ada hal yang mengganjal dalam benakmu silakan di ungkapkan. Tidak ada beban. Pembicaraan berlanjut ke arah bagaimana langkah selanjutnya, mengingat usia sudah memasuki pantasnya kelas 6 SD. Sudah harus lebih serius menentukan piliha. Ummi berikan gambaran2 tentang apa perlunya ijazah, bagaimana ijazah kadang sangat tidak dibutuhkan dan lain2 tentang formalitas. Keinginan utama tentang Robotic tidak berubah. Juga tentang keinginannya mondok, masih tetap kuat. Tapi ternyata engkau malah bertanya, ada tidak ya sekolah robot yang tidak pakai ijazah, wah ini perlu Ummi carikan informasinya. Harusnya ada ya, bukankah Robotic itu adalah skill, dan skill itu tidak tergantung angka. Dan hal tyerpenting saat ini adalah mempersiapkan taklif, karena usia kakak sudah mendekati usia baligh.

Kesimpulan saat ini untuk kakak Fathin :
  • Persiapan baligh
  • Perbanyak acara sosialisasi
  • Mengumpulkan info tentang Ilmu Robotic
  • Boleh mondok bila target balig sudah tercapai / siap menghadapi balighnya

'Abdan

Sehari dua hari sebelum pembicaraan itu ada ucapan 'Abdan yang menjadi catatan Ummi, sangat perlu untuk diperhatikan dan didengar. 'ABDAN INGIN SEKOLAH. Ketika Ummi tanya apa yang menjadi sebab engkau ingin sekolah tak ada yang keluar dari mulutnya. Tapi ketika kita membicarakannya lagi dalam obrolan hangat dari hati ke hati yang ditemani segelas Susu Kedelai panas dan Semangkok Bubur Ayam Jakarta, semuanya keluar. Dan setelah Ummi memberikan gambaran-gambaran tentang kehidupan ia yang akan datang, apa yang dibutuhkan dan apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan impiannya menjadi pilot akhirnya kita memutuskan beberapa poin penting untuk segera ditindaklanjuti, poin itu adalah :

Persiapan baligh
  • Persiapan cita-cita (Ummmi mengumpulkan info tentang persiapan-persipan itu)
  • perbanyak acara sosialisasi  (kursus, halaqoh, bikin acara, study visual, kopdar)
  • And the important thing today is PENGEN SEKOLAH = PENGEN SEPEDA SENDIRI
Keputusan terkhir ini di dapat dengan sangat alamiah, setelah Ummi dengarkan apa kata hatinya, dia bilang "yo pengen sekolah." Kembali Ummi ungkapkan alasan-alasan kita HE dan tidak sekolah, buka semata-mata karena biaya, tapi karena ada hal lain yang lebih mendasar, bhawa Ummi ingin anak-anak Ummi bisa belajar sesuai haknya, tidak ada tekanan dan bisa mempelajari dengan seharusnya bagaimana seharusnya belajar, bahwa belajar itu bukan tekanan, bahwa belajar itu kebutuhan dan bahwa belajar itu membahagiakan, bukan memjwmukan. Dan iapun memulai memahai apa yang Ummi sampaikan.
" Iya, kan ada sebabnya, barangkali dari sebab itu sebenarnya bisa kita dapatkan juga meski kita HE.
 Dan ternyata keinginan untuk sekolah itu esensinya bukan pada sekolah itu sendiri, tapi lebih pada naik sepeda, bareng teman-teman, pergi dan pulang bawa tas... O... kalau itu sih bisa kita, kursus aja, lebih fleksibel dan tidak terikat waktu yang terlalu lama. Alhamdulillah kesepakatan bisa kita ambil. Kursus dan pergi pulang tidak begitu penting, hal terpenting itu ternyata aalah SEPEDA, ya, sepeda, punya sepeda sendoro seperti teman-teman. Oke, insyaAlloh, Nak. Ummi punya harapan yang besar bahwa Alloh mendengarkan do'a-do'a kita. Alloh Maha Kuasa memberikan apa saja yang kita butuhkan. Mari kita mendekat kepada Alloh dengan meningkatkan ketaatan pada-Nya, Selama yang kita inginkan kebaikan, kita minta saja pada-Nya.

Fahri, Nayla dan Yumna jalan2 saja, belum ada obrolan khusus.

Akan tetapi ternyata, dengan berkembangnya hidayah yang Ummi dan Abi dari Alloh, akhir-akhir ada hal mendasar yang harus kita prioriitaskan, yaitu mempelajari Al-Qur'an dalam porsi yang lebih banyak dari lainnya, titik awalnya adalah menghafal. Bismillah...berikan petunjuk-Mu ya rabb...

Tekad Kami Hari Ini

 Bismillah...




kami ingin seperti mereka....
10 Bersaudara Bintang Al-Qur'an

Senin, 27 Agustus 2012

Kebiasaan Membaca






Sangat terasa berbeda, kebiasaan Fathin mencermati kata memang sudah tampak sejak masih balita. Saat memasuki sekolah dasar ia baru bisa membaca sendiri, tapi sayang kegemarannya membaca itu tidak punya banyak kesempatan untuk dinikmati. Alhamdulillah setelah kami jalani Home Education ia punya banyak kesempatan untuk membaca sampai puas, dan sekarang ia telah benar2 menikmati kegemarannya itu. Alhamdulillah, berkahilah upaya kami ya Rabb...

Sabtu, 26 Mei 2012

Ketemuan Keluarga Home Education se-Jawa Timur

Klub Sinau bekerjasama dengan Homeschooler Malang mengadakan acara "Ketemuan Keluarga Home Education se-Jawa Timur"

Waktu : Minggu, 10 Juni 2012


Kumpul di gerbang Kebun Raya Purwodadi (Purwodadi-Pasuruan) pukul 08.00 dekat area kantin.


Acara :


- Identifikasi tanaman (pohon dan buah), jika ada yang ingin membawa tanaman dari rumah, misalnya tanaman langka, silakan saja, nanti kita identifikasi bersama.


- Nature art (bukan kompetisi). 

Untuk acara ini kita akan membuat karya seni dengan bahan alam. Untuk keperluan ini silakan membawa sendiri peralatan yang diperlukan, misalnya gunting, lem, kertas, bunga kering dsb. Persyaratan : Hanya boleh menggunakan daun/bunga/ranting yang telah gugur, tidak boleh merusak alam Kebun Raya Purwodadi. Hasil karya ini akan dipamerkan dan saling menginspirasi.


- Sharing keluarga home education.


Dalam acara tidak dipungut biaya. Biaya tiket masuk, akomodasi dll ditanggung peserta. 


Mari bertemu dalam semangat kebersamaan




Sabtu, 12 Mei 2012

Yang Kami Pelajari di bulan April 2012

Field Trip Pekan ke-2 April  2012
Ke Kampung Inggris dengan tujuan Lembaga Kursus Bahasa Inggris ELFAST



To be continue.....^_^

Bismillaahirrohmaanirrohiim........
Yup, dilanjut malam ini.


  
Wawancara, cari kenalan di ELFAST. Mas nya ini dari Jawa Barat. Belajar di ELFAST untuk 4 bulan kedepan

To be continue, insyaAlloh akhir bulan. Semoga diberikan kemudahan, aamiin.