" Duh tau nggak anakku paling nggak PD orangnya, kalau disuruh kenalan pasti malu"
" Iya, anakku juga kalau giliran nyanyi kedepan pasti langsung mau nangis."
"Wah, kalo anakku lain lagi dia malah kadang terlalu berani orangnya"
Itu
kata-kata yang sering saya dengar ataupun bahkan saya sendiri malah
sering yang sering mengucapkan ketika bertemu dengan ibu-ibu lain. Ada
saja kelemahan anak yang diumbar ketika bertemu ibu-ibu lain. Bahkan tak
jarang diucapkan tepat didepan sang anak. Sebenarnya saya mengeluarkan
statement seperti itu hanya karena ingin curhat sama teman, sambil
mencari solusi atas masalah anak saya tersebut.
Hanya saja terlalu sering dibicarakan masalah tersebut ternyata malah semakin melekat ke anak. Loh kenapa begitu yah?
Sebagian
orang tua (termasuk saya :p) terlalu sering memikirkan berbagai hal
yang kurang pada diri anak. Mereka terlalu fokus pada beberapa kelemahan
kecil dan melupakan kebaikan pada anak yang jumlahnya lebih banyak.
Sehingga akhirnya masalah kecil tersebut malah menjadi besar dan
kebaikan-kebaikan anak menjadi tertutup oleh masalah itu. Secara tidak
langsung mereka sering memberikan cap jelek pada anak. Anakpun setelah
beberapa kali mendengar komentar negatif dari orangtuanya, akan
memandang dirinya negatif.
Lalu bagaimana caranya menghapus stigma negatif yang telah ada? Caranya adalah dengan fokus pada kebaikan anak. Ini saya pelajari melalui dua seminar yaitu di Cikeas
dan Seminar Anak Soleh, Pintar dan Kaya. Novian Triwidia Jaya
menyampaikan trik yang bisa orang tua pakai untuk lebih fokus pada
kebaikan anak. Dengan cara menuliskan 10 kebaikan anak dalam waktu 10
menit. Jika tidak dapat kita lakukan maka kita bisa mencobanya setiap
hari dengan cara minimal menulis 2 kebaikan anak setiap harinya.
Kebaikan yang kita tulis juga hendaknya mengungkapkan detil bukan gambaran umum seperti anak hebat, anak soleh dan sebagainya.
Ini contoh beberapa kebaikan Rafif yang saya tulis :
- Rafif mau menolong adiknya naik kemobil dan kemudian membantu menutup pintunya.
- Rafif senang membaca buku
- Rafif sudah pintar menggambar mobil
- Rafif mau berbagi makanan dengan teman atau adiknya
- Rafif sudah bisa membatasi bermain game
dan
daftar ini akan terus bertambah panjang setiap harinya. Biarkan anak
melihat atau mendengar berbagai kebaikan tersebut sehingga akan membuat
dia percaya diri serta memandang positif dirinya
Setiap orang
punya kelemahan termasuk anak saya, dan saya tidak ingin lagi membuat
anak tertekan dengan kelemahannya. Insya Allah dengan fokus pada
kelebihan atau kebaikkannya maka kelemahannya akan tidak berarti lagi
Sumber : http://www.daramaina.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar